Laman

Selasa, 28 Agustus 2012

Tari Bedoyo Rangsang Seniman Muda Berkreasi



Jawa Timur kaya akan budaya dan peninggalan seni dari Kerajaan Majapahit. Hal inilah yang menjadi inspirasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur untuk menggelar pertunjukan Parade Tari Bedoyo Majapahit.

Pagelaran Tari Bedoyo seperti yang berlangsung di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, (27/12),malam. Parade tari bedoyo Majapahit tersebut menghadirkan perpaduan 10 kreasi seni tari bedoyo dari beberapa daerah di Jawa Timur. Seperti Bedoyo Sekar Asmara yang berasal dari Surabaya, Bedoyo Pitaloka (Blitar), Sri Juru (Banyuwangi),  Bedoyo Dyah Ayu Gayatri (Sidoarjo), Maje Potre (Pamekasan), dan Bedoyo Cakramanggilingan (Sidoarjo), Nawa Laksita (Surabaya), Bedoyo Giri Indro (Trenggalek) serta Bedoyo puspo Nareswari(Malang), Bedoyo Suryo dari Malang.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Timur Jarianto mengatakan, parade Tari Bedoyo Majapahit ini bertujuan untuk mengaktualisasi nilai-nilai kejayaan Majapahit yang pernah ada. ”Selain itu juga untuk memotivasi seniman muda dalam menciptakan seni karya baru dengan berorientasi pada nilai nilai budaya yang mempunyai makna syukur,” ujarnya di sela-sela pembukaan.

Secara harfiah Tari Bedoyo Mojopahit merupakan salah satu seni kreasi tari yang di ciptakan dengan cita rasa dan gerak tari Jawa Timur yang mewujudkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dijauhkan dari bencana.

Selain digelar parade tari bedoyo, pengunjung juga dihibur dengan pagelaran drama wayang. Dengan judul Srikandi Senopati di mana para pemainnya merupakan kolaborasi dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatika Surabaya (STKW) dengan Yayasan Swargaloka Jakarta. Pentas tersebut  menceritakan seorang Srikandi yang berontak karena melihat saudaranya disayembarakan dan dengan keadaan tersebut akhirnya membuat Srikandi harus jadi pemimpin dalam sebuah perang besar (Bharatayuda).

Kamis, 23 Agustus 2012

Halal Bihalal IKAWANGI (Ikatan Keluarga Banyuwangi) di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah





BANYUWANGI JUARA UMUM FESTIVAL TARI




Duta seni Banyuwangi kembali mengukir prestasi gemilang. Kali ini, tari Bedoyo Wulandaru berhasil meraih juara umum dalam Festival Karya Tari (FKT) tingkat Jatim yang dihelat di Taman Krida, Malang. Dalam festival yang berlangsung 30 Mei 2012 tersebut, tim seni Banyuwangi sukses menyingkirkan 14 peserta daerah lain. Kontingen Banyuwangi masuk dalam sepuluh nominasi penyaji terbaik.
Prestasi lain, Banyuwangi juga masuk sebagai tiga jawara penata tari terbaik, dan tiga terbaik penata busana dan rias. “Kita juga unggul sebagai penata musik terbaik,” tegas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Banyuwangi, Supra- yogi kemarin (5/6). Menurut Suprayogi, karena unggul dalam empat kategori, maka penampilan tari Bedoyo Wulandaru ditetapkan sebagai juara umum. Banyuwangi pun berkesempatan mewakili Jatim dalam even nasional dan internasional.




Jawa Timur kaya akan budaya dan peninggalan seni dari Kerajaan Majapahit. Hal inilah yang menjadi inspirasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur untuk menggelar pertunjukan Parade Tari Bedoyo Majapahit.
Pagelaran Tari Bedoyo seperti yang berlangsung di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, (27/12),malam. Parade tari bedoyo Majapahit tersebut menghadirkan perpaduan 10 kreasi seni tari bedoyo dari beberapa daerah di Jawa Timur. Seperti Bedoyo Sekar Asmara yang berasal dari Surabaya, Bedoyo Pitaloka (Blitar), Sri Juru (Banyuwangi),  Bedoyo Dyah Ayu Gayatri (Sidoarjo), Maje Potre (Pamekasan), dan Bedoyo Cakramanggilingan (Sidoarjo), Nawa Laksita (Surabaya), Bedoyo Giri Indro (Trenggalek) serta Bedoyo puspo Nareswari(Malang), Bedoyo Suryo dari Malang.



Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Timur Jarianto mengatakan, parade Tari Bedoyo Majapahit ini bertujuan untuk mengaktualisasi nilai-nilai kejayaan Majapahit yang pernah ada. ”Selain itu juga untuk memotivasi seniman muda dalam menciptakan seni karya baru dengan berorientasi pada nilai nilai budaya yang mempunyai makna syukur,” ujarnya di sela-sela pembukaan.
Secara harfiah Tari Bedoyo Mojopahit merupakan salah satu seni kreasi tari yang di ciptakan dengan cita rasa dan gerak tari Jawa Timur yang mewujudkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dijauhkan dari bencana.

Selain digelar parade tari bedoyo, pengunjung juga dihibur dengan pagelaran drama wayang. Dengan judul Srikandi Senopati di mana para pemainnya merupakan kolaborasi dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatika Surabaya (STKW) dengan Yayasan Swargaloka Jakarta. Pentas tersebut  menceritakan seorang Srikandi yang berontak karena melihat saudaranya disayembarakan dan dengan keadaan tersebut akhirnya membuat Srikandi harus jadi pemimpin dalam sebuah perang besar (Bharatayuda).




Pada even tahunan yang diselenggarakan Disbudpar Jatim tersebut, Banyuwangi tidak hanya berjaya pada tari Bedoyo Wulandaru. Tari Jakripah juga berhasil menang dalam tiga kategori. Dari 30 peserta yang ikut festival, Banyuwangi masuk dalam sepuluh nominasi penyaji terbaik. Banyuwangi unggul dalam tiga besar penata busana dan rias terbaik serta tiga besar penata musik terbaik. “Tari Jakripah tidak juara umum, hanya sebagai juara,” jelas Suprayogi. (radar)

Selamat dan Sukses untuk Banyuwangi dan Sofyan Subari dan Sanggar Sayu Gringsing. 

Tari Bedoyo Wulandaru Go International


Acungan dua jempol layak diberikan kepada kontingen tari Banyuwangi. Sebab, mereka mampu mengukir prestasi gemilang dalam Festival Karya Tari (FKT) tingkat Provinsi Jawa Timur di Taman Krida, Malang. Dalam festival tersebut, tari Bedoyo Wulandaru berhasil menjadi juara umum. Selain itu, tarian tersebut masuk tiga besar penata tari terbaik, penata busana dan rias terbaik, serta penata musik terbaik.
Selain itu, tari Jakripah yang diusung duta seni Banyuwangi juga menang dalam tiga kategori. Maka, semakin lengkaplah kemenangan Banyuwangi dalam bidang seni di Jawa Timur. Hasil manis yang ditorehkan kontingen tari Bumi Blambangan itu otomatis membuat tari Bedoyo Wulandaru mewakili Provinsi Jatim dalam even nasional dan internasional. Itu tentu saja angin segar bagi perkembangan seni di Banyuwangi. Sebagai wakil Jatim, tim penari Bedoyo Wulandaru akan mengusung misi ganda, yaitu bukan sekadar mem- bawakan tari Bedoyo Wulandari di pentas internasional, tapi juga wajib mempromosikan kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini di mancanegara. Sebab, dengan tampil di pentas mancanegara, setidaknya penonton akan tahu bahwa tarian tersebut berasal dari Banyuwangi. Dengan tahu nama, setidaknya akan muncul peluang mereka mengenal lebih jauh daerah di ujung timur Pulau Jawa ini. Finally, tak kenal maka tak sayang. Bila mereka sudah kenal, maka publik mancanegara diharapkan melakukan “sesuatu” . Nah, “sesuatu” yang diharapkan itu bisa berupa kunjungan wisata atau kunjungan budaya masyarakat internasional. Dengan demikian, diharapkan ada dampak secara tidak langsung promosi tari di mancanegara itu dengan kunjungan pariwisata. Selain itu, lebih dari kunjungan wisata, dampaknya bisa juga semakin berkembang menjadi kunjungan bisnis. Namun, kita tak bisa berharap banyak prestasi tari kita tersebut menjadi mimpi yang diharapkan sebelum tari tersebut benar-benar tampil di pentas international. Oleh karena itu, untuk meraih cita-cita besar tersebut, langkah pertama adalah merealisasikan tari Bedoyo Wulandaru agar benar-benar tampil di mancanegara. Seperti yang sudah pernah dilakukan beberapa penari beberapa tahun silam. Semoga Bedoyo Wulandaru bisa segera go international. (radar)